“Duh harus kucari kemana lagi nih buku ? Daritadi aku uda
bolak balik mengitari rak ini sebanyak lima kali tapi hasilnya tetap saja nihil
! huft. Dasar gara-gara dosen pembimbing nih aku harus tiap hari bolak balik ke
perpus untuk cari buku-buku referensi yang diinginkan dosen pembimbing” Aku
menggurutu sendirian di dalam perpustakaan sambil membolak balik buku yang
telah tersusun rapi dalam rak.
Sewaktu
aku sedang sibuk mencari buku, tiba-tiba terdengar lagu “broken angel-arash
feat Helena”. Ya, itu suara nada dering ponselku. Aku sangat suka dengan lagu
ini sampai-sampai kugunakan sebagai nada dering ponsel (karena memang
menggambarkan keadaan ku pada waktu itu). Ku rogoh ponselku dalam saku dan
melihat siapa orang yang berani-beraninya menggangguku pada saat aku sedang
sibuk seperti ini. Mataku terbelalak ketika melihat siapa yang sedang
menelponku. “Cito ? lagi ? Bertahan sampai kapan dia terus menelponku ?”,
Gumamku. Aku tak tahu mengapa Cito dari pagi sampai siang ini terus menerus
menelponku tanpa henti. Entah apa yang dia inginkan atau mempunyai keperluan
apa dia denganku, aku tidak peduli. Yang kutahu sekarang aku sedang sibuk dan aku
sedang tidak bisa diganggu.
“Astaga Cito ini benar-benar ga ada kerjaan apa ya ?
Arrggghh berisik sekali !”, darahku mulai naik. Lama-lama aku tak tahan dengan
Cito, akhirnya aku mengalah dan mengangkat telponnya, “Iya to, ada apa ? Apa ?
Apa kau gila ?”, Hujatku. Cito mengajakku keluar bersama dengan temannya yang
mau dikenalkannya kepadaku tempo hari. “Dia pikir aku cewe model apa sih, belom
pernah ketemu tapi diajak keluar bareng, dan parahnya aku harus boncengan ma
temannya itu ! Hash !”, Gumamku sambil menahan marah. “Iya to ? aku masih disini.
Aku gak mau kalo harus keluar apalagi boncengan, kalo dia emang mau kenalan
datang aja ke kos ku, oke ? Kau serius mau ke kosku ? oh iya iya . . . sekarang
? nanti aja jam 3, ini aku masih di perpus. Oke . . daaahh . .”, Telpon pun
akhirnya kumatikan.
Setelah telpon kumatikan aku menghujat diriku sendiri. Apa
yang telah kulakukan ? Apa yang telah kuperbuat ? Apa yang salah denganku ? Apa
aku sedang tidak sadar tadi ? Aku harus bagaimana ? Apa aku sedang stress
akhir-akhir ini sehingga mengambil keputusan itu ? Yaahh tentu aku sedang
stress akhir-akhir ini . . dan juga aku sedang jetlag, mungkin . . .
Setelah mengambil keputusan bodoh itu, aku langsung keluar
dari perpus untuk menghirup udara segar. Aku berjalan menyusuri halaman
perpustakaan sambil menggerutu di dalam hati, ingin ngademin otak dengan segelas jus, mungkin itu membuatku jauh lebih
baik.
Sambil tergopoh-gopoh aku menuju ke tempat jualan jus buah
dengan pikiran kacau dan tidak fokus. Tiba-tiba, Braaaaakkkkkkkk ! tampaknya
aku menabrak seseorang dan bukuku pun berantakan dimana-mana. Aku langsung
mengumpulkan dan merapikan bukuku kembali.
“Maafkan aku, aku tidak sengaja”, Ucapku kepada orang yang
kutabrak tanpa melihat kearah orang tersebut.
“Yuna ?”, Ucapnya keras setengah memastikan.
Aku kaget karena rupanya orang yang kutabrak tadi
mengenaliku. Akhirnya ku arahkan mataku kepadanya. Mataku terbelalak, jantungku
rasanya mau copot, badanku kaku tidak bisa digerakkan, suaraku hilang entah
kemana melihat sesosok orang yang berdiri dihadapanku. Aku hanya bisa menjerit
di dalam hati, Astaga mantan . . . ! ! !